Jumat, 19 Desember 2008
Sabtu, 15 November 2008
Jumat, 08 Agustus 2008
Pariwisata Jogja Dalam Ingatan
Pertama kali bila kata Jogja oleh kebanyakan wisatawan diucapkan, maka dengan cepat mereka mengatakan Malioboro sebagai ikon Jogja. Begitu kuatnya kawasan wisata Malioboro berada dalam pikiran wisatawan sehingga membuat mereka, baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara, tiap berkunjung ke Jogja (pasti) akan menyinggahinya sebagai tujuan objek wisata.
Bila ditelusuri lebih jauh, masih banyak objek wisata di Jogja yang luput dari ingatan kita. Walaupun secara tidak sengaja melewati atau menemuinya saat berada di Jogja namun kita cenderung mengganggap itu sebagai hal yang sepele seperti angkringan, mural di tembok-tembok, galeri seni, pertunjukan teater. Dengan adanya objek-objek tersebut, semakin menguatkan citra Jogja sebagai kota pariwisata, meski terkadang kurang memperhatikan objek-objek tersebut.
Pada umumnya ingatan tentang pariwisata di Jogja hanya berupa objek pariwisata seperti candi Prambanan, Malioboro, Kraton, Kaliurang, pantai Parangtritis bahkan candi Borobudur (yang letaknya diluar Jogja) seolah-olah bagian dari pariwisata Jogja. Orang orang hanya mengingat Jogja sebatas pada tempat-tempat yang mereka memberi rasa nyaman tanpa memperhatikan suasana penunjang yang justeru dengan atmosphere tersebut seseorang akan merasakan suasana tersendiri sehingga meninggalkan kenangan terhadap Jogja. Suasana khas Jogja dengan hawa sejuk pada malam hari dan gayengnya menjadikan kota terasa lebih hidup dan semakin tradisional. Hal inilah yang bisa jadi dicari oleh para wisatawan ketika berkunjung ke Jogja, selain budaya yang sangat kental akan berbagai kesenian dan juga suasana khas yang tidak terdapat di kota lain.
Jogja memiliki berbagai macam objek wisata yang membuat para wisatawan baik itu domestik maupun maupun mancanegara senantiasa mengunjunginya. Ini tidak lepas dari peran Badan Pariwisata Daerah (Baparda) yang tetap menjaga suasana dan kondisi Jogja agar tidak punah digusur oleh modernisasi zaman. Dengan semakin banyaknya daerah yang dipromosikan oleh Baparda tingkat wisatawan yang datang ke Jogja diharapkan bisa meningkat sehinga para wisatawan bisa mengenal lebih jauh tentang Jogj. Tuntunya dengan mengangkat tema ini, akan menjadikan Jogja tampil beda dengan mengusung local habit yang membuat wisatawan semakin tertarik dan tahu lebih jauh tentang Jogja. Pada akhirnya, Jogja akan menjadi Jogja yang "global" dengan kearifan lokalnya.
Bila ditelusuri lebih jauh, masih banyak objek wisata di Jogja yang luput dari ingatan kita. Walaupun secara tidak sengaja melewati atau menemuinya saat berada di Jogja namun kita cenderung mengganggap itu sebagai hal yang sepele seperti angkringan, mural di tembok-tembok, galeri seni, pertunjukan teater. Dengan adanya objek-objek tersebut, semakin menguatkan citra Jogja sebagai kota pariwisata, meski terkadang kurang memperhatikan objek-objek tersebut.
Pada umumnya ingatan tentang pariwisata di Jogja hanya berupa objek pariwisata seperti candi Prambanan, Malioboro, Kraton, Kaliurang, pantai Parangtritis bahkan candi Borobudur (yang letaknya diluar Jogja) seolah-olah bagian dari pariwisata Jogja. Orang orang hanya mengingat Jogja sebatas pada tempat-tempat yang mereka memberi rasa nyaman tanpa memperhatikan suasana penunjang yang justeru dengan atmosphere tersebut seseorang akan merasakan suasana tersendiri sehingga meninggalkan kenangan terhadap Jogja. Suasana khas Jogja dengan hawa sejuk pada malam hari dan gayengnya menjadikan kota terasa lebih hidup dan semakin tradisional. Hal inilah yang bisa jadi dicari oleh para wisatawan ketika berkunjung ke Jogja, selain budaya yang sangat kental akan berbagai kesenian dan juga suasana khas yang tidak terdapat di kota lain.
Jogja memiliki berbagai macam objek wisata yang membuat para wisatawan baik itu domestik maupun maupun mancanegara senantiasa mengunjunginya. Ini tidak lepas dari peran Badan Pariwisata Daerah (Baparda) yang tetap menjaga suasana dan kondisi Jogja agar tidak punah digusur oleh modernisasi zaman. Dengan semakin banyaknya daerah yang dipromosikan oleh Baparda tingkat wisatawan yang datang ke Jogja diharapkan bisa meningkat sehinga para wisatawan bisa mengenal lebih jauh tentang Jogj. Tuntunya dengan mengangkat tema ini, akan menjadikan Jogja tampil beda dengan mengusung local habit yang membuat wisatawan semakin tertarik dan tahu lebih jauh tentang Jogja. Pada akhirnya, Jogja akan menjadi Jogja yang "global" dengan kearifan lokalnya.
Senin, 04 Agustus 2008
Jumat, 01 Agustus 2008
Langganan:
Postingan (Atom)